Penulis Pasal Piagam Madinah, Seorang Orientalis
Yahudi Pembenci Islam
Pernahkah anda melihat sebuah
tulisan buku dari Dr. AJ Wensinck yang menulis mengenai Piagam Madinah? Apakah
benar Piagam Madinah mempunyai pasal-pasal sebagaimana tulisan dari Dr. AJ
Wensinck? Pasal-pasal piagam Madinah yang ia tulis biasa kita temukan dengan
sejumlah 47 pasal yang ditulisnya. Dan itu bisa temui dibeberapa situs internet
atau beberapa buku-buku pembelajaran Islam.
Siapakah Dr. AJ Wensinck dia adalah
salah satu orientalis yahudi berkebangsaan Belanda. Ia murid dari orientalis
Belanda yang memang ditugaskan untuk mencari tahu mengenai Islam, yaitu Snouck
Hurgronje atau nama samarannya adalah Abdul Ghafar. Nama samaran itu
sebagaimana nama Hijrahnya ia yang mencoba untuk mengaku sebagai Muallaf
dihadapan ulama dan umat Islam di Makkah. Padahal itu taktiknya untuk
memperoleh lebih banyak pengetahuan penting mengenai Saudi dan Islam yang
nantinya dijadikan sebuah strategi untuk menghancurkan Islam.
Snouck Hurgronje alias Abdul Ghafar
pernah menetap di Mekkah selama 6 bulan. Hingga akhirnya ia dipaksa untuk
keluar dari Mekkah oleh Prancis, karena takut hubungan Perancis dengan kerajaan
Arab retak atas tingkah laku spionase dari antek Yahudi Belanda ini, Snouck
Hurgrnise alias Abdul Ghafar.
Walaupun ia tidak pernah pergi haji,
tetapi Snouck Hurgrnise menulis mengenai haji dengan beberapa manuskrip dan
beberapa literatur haji.
Snouck Hurgrnise sebelum meninggal
pernah ditugaskan mengajar oleh Belanda di Indonesia.
Walaupun ia bukan beragama Islam, ia
mengajar Syariat islam di Universitas Leiden.
Masa penugasannya adalah tahun 1889
di pulau Jawa, hingga ia menjadi penasihat khusus oleh Belanda dengan masalah-masalah
spionase dan cara membuat strategi militer untuk memecah umat Islam di
Indonesia.
Pada tahun 1891 ia ditugaskan di
Aceh, dan menjadi penerjemah bahasa Arab, juga tetap mengajarkan Syariat Islam
bagi pemerintah kolonial Belanda dan beberapa penduduk pribumi. Hingga akhirnya
ia menulis sebuah buku dengan judul "De Acehers".
Dari tinggal lama di Aceh, Snouck
Hurgrnise. Akhirnya menguasai berbagai bahasa, dari sedikit bahasa Jawa,
Melayu, dan tentunya bahasa Arab yang sudah pernah dikuasainya.
Setelah gurunya meninggal, De Goeje.
Pada tahun 1906. Snouck Hurgrnise ditugaskan untuk kembali di Universitas
Leiden. Guna mengajarkan Islam, diantaranya mulai Syariat Islam, fiqh, sejarah,
dsb.
Sebelum meninggal pada tahun, 26
Juni 1936. Murid Snouck Hurgrnise, yaitu Dr. AJ Wensinck. Telah mengumpulkan
berbagai literatur dan karya-karya dari gurunya, terutama masalah Ke-Islaman.
Selanjutnya, Belanda akhirnya
menugaskan Dr. AJ Wensinck untuk membuat buku-buku panduan mengenai Islam. Hal
ini juga merupakan sebuah politik Belanda untuk menugaskan para orientalis
dalam menulis-menulis buku-buku Islam di Indonesia supaya umat Islam Indonesia
menjadikan buku-buku Islam karya orientalis Belanda tersebut bisa dijadikan
rujukan.
Padahal tujuan utama dari Snouck
Hurgrnise adalah untuk membebaskan rakyat Indonesia dari Islam. Jadi tujuan
utama Snouck Hurgrnise memang untuk melakukan infiltrasi kedalam ajaran
Islam, sehingga orang Islam sendiri tidak benar-benar tidak memahami ajaran
Islam secara utuh, dikarenakan mengambil berbagai referensi dari Snouck
Hurgrnise dan para muridnya, termasuk Dr. Aj Wensick. Bahkan Snouck
Hurgrnise sendiri pernah mengaku tidak percaya dengan Tuhan pada seorang
temannya padahal ia sudah lama menganut Islam. Ini dituliskan kepada Seorang Pastur,
Herman Parfink. Snouck Hurgrnise mengatakan "Apakah anda percaya terhadap
Tuhan? Karena saya sendiri ragu segala sesuatu diatur oleh Tuhan."
Lalu Siapa Wensink sang Penulis
Pasal Piagam Madinah?
Namanya adalah Wensick Arent Jan, ia
lahir pada tahun 1882 dan meninggal pada tahun 1939. Ia seorang anak dari
Menteri Belanda bernama Johan Herman Wensinck dan ibunya bernama Sarah Gertrude
Vermeer, kedua orang tuanya ini merupakan keturunan Yahudi.
Seorang peneliti sejarah, Dr. Veld
mengatakan bahwa Wensick merupakan seorang orientalis sejati, ia lebih piawai
memainkan spionase daripada gurunya, Snouck Hurgrnise. Ia bahkan menjadi
rujukan utama umat Islam dan orientalis mengenai literatur dalam
karya-karyanya. Dan Wensick tentunya lebih berbahaya dari gurunya dalam
melakukan infiltrasi ajaran orientalisnya kedalam pendidikan Islam pada bidang
akademik.
Secara bahasa, Dr. Veld. Mengatakan
bahwa Wensick memang telah mendapatkan dogtrin yang kuat dari gurunya, Snouck
Hurgrnise. Untuk menghancurkan Islam melalui berbagai ilmu orientalisnya dari
dalam tubuh umat Islam sendiri dengan memberikan buku panduan Islamnya.
Sebagai seorang Yahudi, Wensinck.
Walaupun seorang
Belanda sangat piawai dalam
berbahasa Ibrani, ia juga mampu berbahasa daerah Syria dan bahasa Arab.
Tesisnya yang berjudul
"Mohammad en de Yoden le Medina" (Muhammad dan orang Yahudi di
Madinah). Ini merupakan tesis yang diperoleh dari karya Snouck Hurgronje. Ini
juga dijadikan sebagai tesis rujukan mengenai Islam dan sangat terkenal di
Universitas Leiden. Ia lulus dengan predikat Cumlaude pada tanggal 18 Maret
1908.
Pada tahun 1912 Wensick kemudian
diangkat menjadi guru besar bahasa Ibrani di Leiden, ia merupakan seorang yang
sangat mencintai Yahudi. Bahkan ia mengatakan mengenai pentingnya Yahudi untuk
menguasai Arab.
Sebagai guru besar bahasa Ibrani
yang mencintai Yahudi, Wensick sangat terbatas dalam memperluas ajaran
ke-Yahudi-annya. Tetapi ia terus menyiarkan mengenai ajaran-ajaran Yahudi. Pada
tahun 1917, ia secara khusus benar-benar mempelajari agama Kristen dan Islam
dengan benar-benar memfokuskannya. Yang sebelumnya ia hanya tahu dari literatur
gurunya Snouck Hurgronje.
Secara fokus, Wensick mempelajari
Islam dari Tasawuf terlebih dahulu, sebagaimana ia mempelajari dari literatur
guru Tasawuf dunia, Imam Ghazali.
Setelah ia mempelajari Islam, pada
tahun 1927, Wensinck diangkat juga menjadi guru besar bahasa Arab, bahasa Syira
dan guru besar agama Islam di Universitas Leiden.
Wensinck benar-benar menjadi sangat
tenar, bahkan di dunia Arab. Strateginya untuk membuat tenar dirinya hingga
bisa mampu membuat beberapa orang Arab terpukau dengan pengetahuan Islamnya,
benar-benar berhasil. Cara ini akhirnya digunakan oleh Wensinck untuk membuat
berbagai infiltrasi ilmu Islam dengan Orientalis Yahudinya, bahkan tak jarang
ia memutar-balikkan ajaran Islam dengan sekehendaknya ketika menjadi beberapa
penceramah mengenai Islam.
Hingga pada beberapa tahun ia
terlibat pada proyek sebuah penerbitan Enzyklopedia Islam, dimulai tahun 1913
hingga selesai 1938. Enzyklopedia Islam ini muncul dalam berbagai bahasa,
seperti Perancis, Inggris dan Arab.
Ia memberikan berbagai gambaran
mengenai Islam dengan tradisinya, bukan dengan syariat-syariatnya. Ia
menggambarkan Islam dengan ilmu orientalis yahudinya, hingga orang Islam
benar-benar tidak sadar bahwa umat Islam dijauhkan dalam memahami ajaran Islam
yang sebenarnya.
Pada sekitar tahun 1933 ia pernah
mengaku tertarik dengan Islam hingga akhirnya ia bersyahadat, dan ia diakui
sebagai muallaf.
Cara strategi inilah yang sama
digunakan gurunya, Snouck Hurgronje. Hingga ia mampu melakukan berbagai caramah
agama Islamnya yang dibumbu-bumbui dengan bermacam ajaran yang lainnya yang
tidak ada hubungannya dengan Islam, bahkan malah bertentangan dengan Islam. Ia
juga beberapa kali mengkaburkan ajaran Islam yang sebenarnya. Hingga akhirnya
ia terpergok berada pada sebuah gereja di Belanda dan mengaku sebagai seorang
kristen. Hingga akhirnya ia menulis sebuah literatur mengenai Gereja dan
Kristus yang diterbitkan di Belanda.
Wensinck telah berhasil dalam
membuat berbagai upaya mengkaburkan ajaran Islam. Bahkan tesisnya yang berjudul
"Mohammad en de Yoden le Medina" (Muhammad dan orang Yahudi di
Madinah). Dijadikan poin rujukan bagi beberapa ulama dan umat Islam. Terutama
pada sebuah pasal-pasal Piagam Madinah, yang hingga kini dijadikan sebagai
rujukan pembelajaran dibeberapa sekolah di Indonesia.
Wensinck boleh saja meninggal,
tetapi karya dan tujuannya akhirnya tercapai. Yaitu, membuat orang Islam
semakin tidak mengenal dengan Islam.
NB:
Adapun tulisan Wensinck yang menulis
mengenai Piagam Madinah yang ia kutip dari Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam dalam 47
poin, tidak dibenarkan ia membuat pemahan sendiri dengan membuat
pembagian-pembagiannya. Contoh:
Wensinck menuliskan:
Pasal
3
- Banu 'Awf (dari Yathrib) tetap mempunyai hak asli mereka, tanggung menanggung uang tebusan darah (diyat).
- Dan setiap keluarga dari mereka membayar bersama akan uang tebusan dengan baik dan adil di antara orang-orang beriman.
Padahal seharusnya, ia tetap
menuliskan sebagai berikut:
3. “Banu ‘Awf, sesuai keadaan
mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap
suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.”
Ini sebagaimana yang ditulis oleh
Sirah Ibnu Hisyam yang diambil dari Sirah Ibnu Ishaq. Pembagian 1-2 membuat
pengertian bahwa ada dua perkataan dalam dua paragraft di point tersebut.
Padahal, seharusnya tetap satu perkataan dalam satu paragraft pada poin
tersebut.
Tidak diperbolehkan sebuah Sirah
Nabawiyah ditambah atau dikurangi, karena itu adalah sejarah Rasulullah Saw
yang mestinya benar-benar diungkap secara orisinil. Jika sudah ada penambahan
atau pengurangan, maka ia sudah tidak tsiqoh (terpercaya).
Kita tidak mengkritisi Sirah Ibnu
Hisyam yang memuat 47 poin dalam Perjanjian Madinah, tetapi kita perlu waspada
terhadap cara Wensinck menuliskan beberapa point yang ia ambil pada Sirah Ibnu
Hisyam dengan menggunakan caranya sendiri ia menambah-nambahkan beberapa poin
yang tidak pernah ada.
Sumber :http://www.suaranews.com/2013/03/penulis-pasal-piagam-madinah-seorang.html
Oleh: Abu Jaisy